Kamis, 09 Januari 2014

VOC

Kedatangan Belanda dan kegiatan VOC
Pada tahun 1595 Perseroan Amserdam untuk pertama kali mengirim angkatan kapal dagangnya terdiri atas empat kapal ke Indonesia di bawah pimpinan Cornelis Houtman dan pada tanggal 14 agustus 1597 tiba kembali ke Tessel.Menyusul kemudian pada tanggal 1 mei 1598 akatan ke dua di bawah pimpinan van Nede, van Heemskrerck, dan van Warwick.Dalam itu juga ada beberapa kapal yang dikirim ke Indonesia.Angkatan ke tiga yang dikirim oleh Persoroan Lama berangkat dari Amsterdam dalam bulan April 1599,di bawah pimpinan Hagen,sedang yang ke empat di bawah pimpinan van Neck dalam bulan Juni 1600.
Gabungan perseroan yang pada bulan Meret 1602 disahkan oleh Staten-General Republik kesatuan Tujuh Privinsi berdasarkan suatu piagam yang membarikan suatu hak eksklusif kepada perseroan untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan dikawasan antara Tanjung Harapan dan kepulauan Salmon.Pimpinan Perseroan Vereenigde Oost Indische Compagnie (disingkat VOC) terdiri atas tujuh belas anggota.
Tujuan VOC untuk menguasai perdagangan di Indonesia dengan sendirinya membangkikan perlawanan perdaganan pribumi yang merasa langsung terancam kepentingannya.Sikap permusuhan bertambah kuat karena kehadiran Belanda mendorong umat Islam lebih memperkokoh persatuan untuk menghadapinya.Sistem monopoli perdaganan bertentangan dengan system tradisionalyang berlangsung; lagi pula tindakan-tindakan dengan paksaan menambah kuat sikap permusuhan tersebut.
POLITIK PERDAGANGAN VOC
Waktu VOC mulai kegiatannya di Indonesia dihadapinya suatu perdagangan Internasional dengan system terbuka.Perdagangan rempah-rempah menempati kedudukan yang utama akan tetapi yang tidak terpisah dari perdagangan beras, sagu, kain, dan komoditi lainnya.Dalam jaringan transaksi dan transportasi komoditi-komoditi tersebut di atas dengan teknologi navigasi dari zaman itu maka dua basis pemusatan perdagangan danpelayaran ternyata mempunyi fungsi yang strtegis sekali.Dalam menghadapi system itu maka VOC dalam usahanya menguasai perdagangan rempah-rempah, menduduki kedua basis itu, Maluku dahulu dan Malaka kemudian. Telah ditentukan pula alternative lain sebagai pengganti Malaka, ialah Batavia.
Jalan radikal untuk merebut monopoli ialah melarang semua pengangkutan barasil barang dagangan Portugis dengan kapal pribumi; semua ekspor rempah-rempah telah dihentikan, bahkan lebih dratis lagi yaitu pohon-pohon pala dan cengkeh ditebangi.Sebaliknya ada saran untuk mengikuti jejak Portugis, yaitu menukar rempah-rempah dengan bahan pakaian dan makanan.
Pembelian rempah-rempah dengan mata uang logam ternyata merugikan VOC. Rakyat menabung hasil penjualannya dan dengan mata uang logam tabungan membeli bahan pakaian dari Portugis atau pedagang bangsa lain.Oleh karena keuntungan VOC terutama dari penjualan bahan pakaian itu, maka politik itu akan memukul diri sendiri.Memborong bahan tersebut lebih dulu dari Inggris dan Portugis tak meguntungkan, oleh karena persediaan rempah-rempah yang menunggu pengangkutan masih banyak.Langkah lain seperti memblokir selat Malaka dan pedagang Portugis, akan menguntungkan bangsa barat lainnya, pedagang jawa, Gujarat yang bebas dari persaingan Portugis, dapatbergerak secara leluasa.
Praktek VOC dikepulaun Banda akhirnya memperlihatkan politik kekerasan.Sewaktu diketahui bahwa kontrak rakyat Banda dengan VOC tidak diindahkan dan masih melakukan perdagangan dengan pedagang Asia, seperti Cina, para direktur VOC menganjurkan agar rakyat Banda dibuat punah dan pulau diberi penduduk lain.Tambah pula penentuan harga sepihak oleh VOC bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku, antara lain tawar-menawar.Politik monopoli VOC ternyata tidak menjamin adanya keuntungan yang besar,sebaliknya kondisi perdagangan di Eropa pada awal periode VOC beroprasi terbukti menunjukan pasaran rempah-rempah yang membanjir sehingga merosotkan harga penjualan disana.Kemudian kira-kira pada pertengahan abad XVII politik VOC di Banda mengakibatkan kemrosotan produksi rempah-rempah sehingga sangant menyusut volume perdagangannya.
Kebangkrutan VOC
Menjelang abad ke-19 M, VOC mengalami kebangkrutan.Kebangkrutan itu ditandai oleh posisi keuangan.Dengan kas yang kosong,bahkan hutang yang menumpuk,serikat dengan yang pernah jaya itu tidak mampu lagi menjalankan kegiatannya.
Penyebab kemunduran VOC
  • Korupsi merajalela yangdilakukan oleh para pegawai VOC.
  • Banyak pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian mononopoli perdagangan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
  • VOC banyak menanggung hutang akibat peperangan yang dilakukan,baik dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan.
  • Kemrosotan moral di kalangan para penguasa akibat sistem monopoli perdagangan.Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC dalam monopoli perdagangan.Akibatnya,hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC jauh dari jumlah yang diharapkan.
  • Tidak jalannya verplichte leverantien mewajibkan tiapdaerah menyerahkan hasil bumi berupa lada,kayu,beras,kapas,nila,dan gula kepada VOC engan tariff yang ditentukan VOC.Aturan priangan menanan kopi lalu menyerahkan hasil panen kepaada VOC,juga dengan tariff yang ditentukan VOC.Kedua aturan itu tidak berjalan karena korupsi dan biaya pengeluaran terlalu besar.
Pembubaran VOC
Gejolak di Eropa berpengaruh di Asia, termasuk Indonesia.Perang antara Belanda dan Inggris terjadi juga di Asia.Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di Persia, Hindustan, Srilangka, sampaiMalaka.Jatuhnya Indonesia ketangan EIC hanya tinggal menunggu waktu.Ancaman dari serangan ke Sumarta dan Jawa.
Menyadari bahaya serangan Inggris, pemerintah Republik Bataaf segera bertindak terhadap VOC. Adanya persoalan internal yang berlarut-larut membuat VOC tidak bias diandalkan menghadang serangan Inggris.Selain itu, keberadaan VOC pun tidak dapat dipertahankan lagi karena telah menyedot keuangan Negara. Pada tanggal 31 Desember 1799, pemerintah mencabut ijin usaha (octrooi) VOC. Pencabutan itu menandai pembubaran serikat dagang yang pernah malang melintang di Indonesia selama 2 abad itu.
Sejak pembubaran VOC, Indonesia berada dibawah kekuasaan pemerintah Republik Bataaf.Kemudian, status Belanda berubah kembali dari Republik menjadi kerajaan. Perubahan itu merupakan akibat dari perubahan politik di Prancis. Pada tahun 1804, Napoleon Bonaparte berkuasa sebagai kaisar Prancis.Lalu ia mengubah Republik Bataaf menjadi kerajaan Belanda. Ia menunjuk adiknya, Lodewijk Napoleon menjadi raja Belanda. Dengan perubahan status Belanda itu, Indonesia kali ini berada dibawah kekuasaan pemerintah Kerajaan Belanda.
Untuk menangani Indonesia, pemerintah Kerajaan Belanda membentuk pemerintah colonial yang dipimpin oleh seorang gubernur jendral.


Referensi:
Matroji.Sejarah untuk SMP Kelas VIII.Jakarta:Erlangga.2002.
Kartodirdjo Sartono,1987; PENGANTAR SEJARAH INDONESIA BARU:1500-1900,Jakarta, Gramedia

0 komentar:

Posting Komentar