Kamis, 09 Januari 2014

Kolonialisme dan Imperialisme

 Pengertian Kolonialisme
(Nugroho) melalui pengajarannya mengatakan bahwa kolonialisme merupakan suatu sistem yan digunakan sebuah negara dalam rangka menjalankan politik pendudukan atau penjajahan terhadap negara lain. Dalam perkembangannya bentuk kolonialisme dapat dibedakan menjadi: koloni penduduk, koloni eksploitasi, koloni kelebihan penduduk, dan koloni deportasi.
Latarbelakang Kolonialisme
Kehadiran kolonialisme di bumi Indonesia adalah fakta historis yang turut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Lebih-lebih untuk menerangkan gerakan nasionalis, kolonialisme adalah causa originalisnya. Terdapat sifat nasionalisme, terutama derajat radikalismenya (Kartodirdjo, 1999:)
Jatuhnya konstantinopel mendorong bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah di wilayah dunia Timur. Faktor ekonomi ini merupakan faktor ekonomi yang paling kuat dalam mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera hingga akhirnya menanamkan sistem kolonialismenya di Indonesia. Sebelum menemukan pusat rempah-rempah bangsa Eropa hanya mendapat hasil dagangan di pusat-pusat pelabuhan Asia Barat. Keuntungan yang diperoleh bangsa Eropa dengan membeli barang dagangan dari Asia Barat sangat sedikit, apalagi para pedagang Asia Barat menjual barang dagangan dengan sangat mahal. Oleh karena itu orang-orang Eropa berkeinginan mencari barang dagangan dari pusat penghasilnya.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah sebuah kata buatan dari bahasa latin, imperium yang berarti perintah. Kemudian arti ini berubah menjadi hak memerintah atau kekuasaan memerintah. Arti inipun mengalami perubahan lagi, menjadi daerah di mana kekuasaan memerintah itu dilakukan (Soeratman, 2012:13).
(Bartstra) Imperialisme adalah suatu ekspansi kolonial yang tidak dikendalikan, maka terdapat pula ahli lain yang mengemukakan pendapat serupa. J. Schumpeter, misalnya mengatakan “imperialisme adalah suatu kecenderungan daripada suatu negara untuk melakukan ekspansi, yang tidak terbatas dengan menggunakan kekerasan.”
Bouman berpendapat bahwa imperialisme adalah hasrat untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas, apabila perlu dengan kekerasan. Berdasarkan pendapat dari tiga ahli tersebut, maka imperialisme berarti nafsu suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak terkendalikan keluar batas-batas negerinya.
Imperialisme berarti pula suatu politik yang bertujuan untuk mencipta, mengatur, dan mempertahankan suatu imperium, suatu negara dengan batas yang sangat luas, terdiri atas kumpulan berbagai macam kesatuan nasional dan diatur oleh berbagai pemerintah pusat.
Imperialisme berarti pula suatu politik yang berusaha menjamin keselamatan negerinya dengan cara memiliki batas-batas alam, pelabuhan-pelabuhan bebas dan menguasai negeri-negeri sekitarnya untuk dijadikan vasal-vasalnya. Imperialisme semacam ini disebut imperialisme kontinental: mula-mula bersifat defensif, tetapi kemudian berganti menjadi agresif. Tujuan daripada imperialisme kontinental ialah untuk mendapatkan kedudukan yang paling depan dan berkuasa di benuanya,
Disamping imperialisme kontinental ada pula imperialisme kolonial. Parker Moon dalam bukunya imperialism and World Politics, seringkali menggunakan istilah imperialisme itu sebagai sinonim dari ekspansi kolonial. Imperialisme kolonial ini sebenarnya telah mulai dirintis pada zaman Perang Salib.
Disamping deinisi dari beberapa arti imperialisme tersebut diatas terdapat pula definisi-definisi yang berdasarkn teori-teori ekonomi, ialah berasal dari aliran Liberal dan Marxis. Menurut J.A. Hobson, wakil dari airan liberal, “Imperialisme adalah akibat dari sistem perekonomian yang buruk.”
Kaum sosial-demokrat berpendapat bahwa imperialisme adalah suatu konsekuensi daripada sistem produk kapitalis. Dalam buku Bartstra Gesciedcnis van het Moderne Imperialisme, disebutkan bahwa pengarang-pengarang Marxis seperti Rudolf Hilfrding, Karl Renner, H.N. Brailsford berpendapat bahwa imperialisme adalah politik luar negeri yan tidak dapat dielakkan bagi negara-negara yang memiliki “kapitalisme kelewat masak”.
Lenin mengidentifikasikan imperialisme dengan kapitalisme. Imperialisme adalah kapitalisme yang berada dalam staf perkembangan tertinggi, ialah dalam tingkat monopoli. Pendapat lain mengatakan imperialisme adalah suatu usaha untuk mencapai pengaruh dalam lapangan poitik dan ekonomi serta posisi-pisisi kekuasaan dengan memakai titik tolak dan tujuan mengekspor kapital dalam bentuk uang (peminjaman) dan dalam bentuk alat-alat produksi ataupun menguasai bahan-bahan baku yang terpenting.
Ir. Soekarno berpendapat, “Imperialisme adalah suatu keharusan yan ditentukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme bukan saja sismtem atau nafsu menaklukkan negeri dan bangsa lain, tetapi imperialisme dapat juga hanya nafsu atau sistem mempengaruhi ekonomi negeri dan bangsa lain.”
(Nugroho) melalui pengajarannya berpendapat bahwa Imperialisme memiliki pengertian yakni, suatu sistem penjajahan langsung dari satu negara terhadap negara lain, penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintah jajahan dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah. Imperialisme dibagi menjadi dua berdasarkan waktu timbulnya, yaitu: imperialisme kuno, yang muncul sekitar tahun 1500m. Semboyan imperialisme kuno yaitu Gold, Glory, Gospel. Imperialisme modern yang berlangsung setelah revolusi industri berkembang di Inggris abad XIX. Tujuan utamanya adalah mengembangkan perekonomian, karena negara yang sedang membangun industri memerlukan bahan mentah dan daerah untuk memasarkan hasil industri.
Istilah imperialisme juga mengandung berbagai macam pengertian, lebih-lebih akhir-akhir ini pengertian-pengertian itu menjadi lebih kabur karena ada interpretasi-interpretasi yang liberalistis, marxistis, dan interpretasi-interpretasi lainnya. Literatur tentang teori imperialisme pada umumnya bersifat polemistis dan dialektis seang istilah imperialisme menjadi slogan yang berlebih-lebihan. Imperialisme berarti perluasan kontrol politik ke daerah seberang dan sinonim dengan ekspansi kolonial (Kartodirdjo, 1999:).
Latar Belakang Imperialisme
Istilah imperialisme mula-mula dipakai di tanah Inggris, pada masa antara 1870 dan 1885. Imperialisme pada waktu itu berarti suatu usaha untuk memperoleh hubungan yang lebih erat antara bagian-bagian kerajaan Inggris dengan negeri induk. Menurut Dr.J. Bartstra, “... imperialisme adalah usaha untuk mempererat kembali perhubungan antara daerah-daerah jajahan Inggris dengan negeri induk, baik dengan mengadakan hubungan kultural, persatan bea, maupun dengan mengadakan perjanjian-perjanjian politik dan militer.”

Referensi:
Kartodirdjo Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme, Jilid 2. PT Gramedia Pustaka Utama. JakartaSoeratman Darsiti. 2012. Sjarah Afrika. Ombak. Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar